Kamis, 01 Oktober 2009

BAB 1

AZAS-AZAS DAN RUANG LINGKUP

ILMU ANTROPOLOGI

1. FASE-FASE PERKEMBANGAN ILMU ANTROPOLOGI

Ilmu Antropologi tidak muncul begitu saja di dunia ini. Akan tetapi, ilmu antropologi berkembang melalui beberapa fase, antara lain:

a) Fase Pertama

Fase ini terjadi sebelum tahun 1890, yang diawali dengan kedatangan bangsa Eropa Barat untuk melihat suku-suku bangsa penduduk pribumi Afrika, Asia dan Amerika selama 4 abad. Akibatnya, beberapa daerah di Bumi ini terkena pengaruh negara-negara Eropa Barat.

Ekspansi bangsa Eropa Barat ke berbagai daerah di bumi ini ternyata menghasilkan suatu laporan tentang dunia luar Eropa barat. Laporan tersebut diperoleh dari para musafir, pelaut, pendeta agama Nasrani dan lain-lain. Didalam laporan tersebut terdapat suatu ilmu pengetahuan tentang diskripsi adat-istiadat, bahasa dan ciri fisik dari suku-bangsa Afrika, Asia, Oseania serta suku Indian yang terdapat di Amerika. Laporan tadi disebut Etnografi, atau diskripsi tentang bangsa-bangsa.

Selain itu, laporan yang diperoleh para musafir tersebut sangat menarik orang-orang Eropa Barat karena didalamnya mengandung beberapa kebudayaan yang sangat berbeda dengan kebudayaan yang dimiliki bangsa Eropa. Akan tetapi beberapa laporan yang diperoleh sering kali bersifat kabur. Dengan adanya kekurangan pada laporan yang dibuat oleh para pelaut itu, justru menarik perhatian kaum terpelajar di Eropa Barat untuk mempelajari lebih dalam. Hal ini menimbulkan 3 macam pandangan orang Eropa Barat terhadap bangsa-bangsa di Afrika, Asia, Oseania dan orang-orang Indian di Amerika, antara lain:

· Beberapa Orang eropa menganggap bahwa bangsa-bangsa asing itu bukan manusia sebenarnya melainkan keturunan iblis. Kemudian munculah istilah primitives untuk menyebut bangsa asing tersebut.

· Beberapa orang eropa memandang bahwa bangsa-bangsa asing tadi adalah contoh dari masyarakat yang masih murni(belum kemasukan kejahatan dan keburukan).

· Beberapa orang eropa justru tertarik akan kebudayaan bangsa-bangsa asing tadi.

b). Fase Kedua

Fase yang kedua ini muncul kira-kira pertengahan abad ke-19. Didalam fase ini, orang-orang eropa mulai menyusun karangan-karangan etnografi berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat. Menurut cara berpikir mereka, masyarakat beserta kebudayaannya telah berevolusi dalam jangka panjang, dari tingkat kebudayaan yang rendah ke tingkat kebudayaan yang lebih tinggi. Yang dimaksud dengan kebudayaan tinggi misalnya kebudayaan bangsa Eropa, sedangkan bangsa-bangsa diluar Eropa dianggap kebudayaannya masih rendah atau sering disebut primitif.

Oleh karena itu, dengan munculnya karangan yang mengklasifikasikan data tentang keanekaragaman kebudayaan di seluruh dunia, maka timbulah suatu ilmu pengetahuaan yang disebut antropologi. Ilmu ini bertujuan untuk mempelajari masyarakat beserta kebudayaannya untuk mengetahui sejarah perkembangan dan penyebaran kebudayaan manusia.

c). Fase Ketiga

Fase ini muncul pada permulaan abad ke-20, bersamaan dengan berkembangnya penjajahan di daerah-daerah luar Eropa. Pada fase ini, Ilmu Antropologi banyak dibutuhkan oleh bangsa penjajah, untuk kepentingan pemerintah jajahannya. Hal ini dikarenakan, pemerintah kolonial tadi mengalami permasalahan dengan penduduk pribumi. Dengan demikian ilmu antropologi pada fase ini memiliki tujuan mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa untuk kepentingan pemerintah kolonial.

d). Fase Keempat

Fase ini berlangsung sesudah tahun 1930. Pada waktu itu ilmu antropologi mulai mengalami perkembangan yang pesat pada jumlah bahan pengetahuan yang jauh lebih valid, maupun pada ketajaman dari metode ilmiahnya. Hal ini kemudian mengalami hambatan ketika timbulnya antipati terhadap kolonialisme pasca Perang dunia ke II. Akan tetapi para antropolog tidak putus asa dalam menghadapi kendala tersebut. Mereka mulai mengembangkan lapangan-lapangan penelitian dengan pokok dan tujuan yang baru, yaitu sasaran dari penelitian tidak lagi hanya suku-suku bangsa primitif yang berada di luar benua eropa, melainkan sudah beralih ke daerah pedesaan di eropa. Didalam fase ini, tujuan ilmu antropologi yang baru dibagi menjadi 2, yaitu tujuan akademikal dan tujuan praktisnya. Tujuan akademikal adalah mengetahui pengertian tentang manusia pada umumnya dengan mempelajari berbagai macam bentuk fisik, masyarakat dan kebudayaannya. Sedangakan tujuan praktisnya yaitu mempelajari berbagai macam bentuk masyarakat, guna membangun masyarakat tersebut.


2. ANTROPOLOGI MASA KINI

Meskipun ilmu antropologi telah berkembang pesat di kalangan bangsa-bangsa besar di dunia ini, masih ada saja perbedaan tujuan dan ruang lingkup ilmu antropologi. Hal ini terjadi terutama pada negara Amerika, Inggris, Eropa Utara, Uni soviet dan beberapa negara berkembang.

  1. Amerika serikat

Di negara ini, ilmu antropologi telah menyatukan seluruh warisan bahan dan metode ilmu antropologi dari fase pertama sampai ketiga. Selain itu, timbulnya berbagai spesialisasi yang telah dikembangkan secara khusus guna mencapai pengertian tentang keanekaragaman kebudayaan suatu masyarakat. Kemudian fase keempat ilmu antropologi berkembang luas di universitas-universitas Amerika serikat.

  1. Inggris

Di negara ini, ilmu antropologi pada fase ketiga masih dilakukan, akan tetapi dengan lepasnya beberapa jajahan negara Inggris,maka ilmu antropologi pun mengalami perubahan sifat. Dulunya negara inggris menggunakan ilmu antropologi untuk keperluan pemerintah-pemerintah jajahannya. Namun, sekarang ilmu antropologi digunakan untuk memperhatikan berbagai masalah mengenai dasar-dasar masyarakat dan kebudayaan manusia pada umumnya.

  1. Eropa Utara

Para sarjana di Beberapa negara Skandinavia, menggunakan metode antropologi yang telah dikembangkan di Amerika. Ilmu antropologi di negara ini bersifat akademikal. Selain itu, mereka juga mempelajari daerah-daerah di luar Eropa dan mempunyai

keistimewaan akan hasil penelitian mereka terhadap suku Eskimo.

  1. Uni Soviet

Perkembangan ilmu antropologi di Uni Soviet tidak terlalu menonjol dikalangan dunia luar. Hal ini disebabkan karena, Uni Soviet seakan-akan menutup diri dari pengaruh dunia luar, terutama terhadap negara barat. Akan tetapi, beberapa tulisan menyebutkan kegiatan penelitian di Uni soviet sangatlah besar. Para antropolog di negara ini menganut konsep K. Marx dan F. Engels yang membicarakan tentang tingkat-tingkat evolusi masyarakat.

  1. Indonesia

Saat ini ilmu antropologi di indonesia baru dikembangkan secara khusus. Di dalam menentukan dasar-dasar dari antropologi, antropolog indonesia belum terikat oleh suatu tradisi, sehingga kita dapat memilih dan mengombinasiakan beberapa unsur dari berbagai aliran antropologi yang sudah ada. Dengan demikian kita dapat menentukan dasar ilmu antropologi yang sesuai dengan kondisi kebudayaan yang beraneka ragam di Indonesia.

3.ILMU-ILMU BAGIAN DARI ANTROPOLOGI

Di Amerika Serikat, Ilmu antropologi telah mencapai suatu perkembangan yang amat luas, ruang lingkup dan batas lapangan perhatiaannya. Hal ini menyebabkan sedikitnya ada 5 masalah penelitian :

Ø Sejarah asal mula dan perkembangan manusia secara biologi.

Ø Sejarah munculnya berbagai macam jenis manusia berdasarkan ciri fisiknya,

Ø Sejarah asal, perkembangan dan difusi berbagai macam bahasa di seluruh dunia.

Ø Masalah perkembangan, penyebaran dan proses terjadinya berbagai macam kebudayaan manusia di seluruh dunia.

Ø Masalah mengenai azas-azas kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat diseluruh dunia.

Oleh karena itu, ilmu antropologi dipecah menjadi lima bagian. Hal ini dimaksudkan untuk memecahkan kelima masalah diatas.Imu-ilmu bagian tersebut antara lain :

Paleoantropologi

Antropologi

Fisik

(dalam arti luas) Antropologi Fisik( khusus)

ANTROPOLOGI

Prehistori


Antropologi Etnolinguistik

Budaya

Etnologi

Keterangan :

v Paleoantropologi yaitu suatu ilmu bagian dari antropologi yang meneliti tentang evolusi manusia. Hal ini dilakukan dengan cara meneliti fosil-fosil manusia dari zaman dahulu yang tersimpan dalam lapisan bumi.

v Antropologi Fisik(khusus) yaitu suatu ilmu bagian dari antropologi yang mempelajari tentang proses terjadinya berbagai macam manusia berdasarkan ciri-ciri fisiknya.

v Etnolinguistik yaitu suatu ilmu bagian dari antropologi yang mempelajari tentang ciri dan tata-bahasa dari berbagai macam bahasa suku-bangsa yang tersebar diseluruh dunia ini.

v Prehistori yaitu suatu ilmu bagian dari antropologi yang mempelajari tentang sejarah perkembangan dan penyebaran semua kebudayaan manusia di muka bumi ini dalam lingkup zaman prasejarah. Ilmu ini juga sering disebut Arkeologi.

v Etnologi yaitu suatu ilmu bagian dari antropologi yang mempelajari tentang azas-azas manusia dengan mempelajari beberapa kebudayaan masyarakat dari berbagai suku-bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi. Di dalam sub-ilmu etnologi, telah berkembang dua golongan penelitian. Golongan tersebut antara lain:

a. Descriptive integration, yaitu penelitian dalam etnologi yang dilakukan dengan cara mengolah dan mengintegrasikan menjadi satu hasil-hasil penelitian dari sub-sub ilmu antropologi fisik,etnolinguistik, ilmu prehistori dan etnografi. Golongan yang satu ini biasanya menekankan pada bidang diakronik. Sub-ilmu etnologi ini mempunyai tujuan yaitu mencari pengertian tentang sejarah perkembangan

b. Generalizing approach, yaitu penelitian dalam etnologi yang dilakukan dengan cara mencari azas persamaan di belakang keanekaragaman masyarakat yang tersebar di dunia ini. Untuk memahami pengertian tentang azas tersebut dapat dicapai dengan cara memasukkan beberapa metode kedalam dua golongan. Golongan pertama berisi metode yang menuju kearah penelitian yang mendalam terhadap sejumlah masyarakat dan kebudayaannya yang terbatas. Sedangakan golongan kedua berisi metode peneltian yang menuju kearah perbandingan yang merata dari beberapa unsur yang terbatas, dalam sejumlah masyarakat yang begitu banyak.

Sekitar tahun 20-an, mulai berkembang suatu ilmu bagian yang baru dari antropologi. Hal ini lebih menekankan spesialisasi ilmu antropogi terhadap bidang ilmu lain. Beberapa spesialisasi tersebut antara lain :

a) Etnopsikologi yaitu, suatu ilmu bagian dari antropologi yang dalam melakukan penganalisaan terhadap suatu penelitian mempergunakan konsep psikologi. Ilmu ini muncul dikarenakan tombulnya perhatian para antropolog terhadap tiga macam masalah antara lain : masalah perananan individu dalam proses perubahan adat-istiadat, masalah kepribadian bangsa dan masalah universal dari konsep psikologi.

b) Economic anthropology. Ilmu ini muncul ketika seorang antropolog Inggris bernama R. Firth mulai meneliti dengan metode-metode antropologi, gejala-gejala ekonomi pedesaan, penghimpunan modal, pengarahan tenaga kerja, sistem produksi dan pemasaran lokal dari hasil pertanian dan perikanan di Oseania dan Malaysia.

c) Development anthropology yaitu, suatu ilmu yang menggunakan konsep, metode dan teori antropologi untuk mempelajari persoalan yang bersangkutan dengan pembangunan masyarakat desa.

d) Educational anthropology yaitu, suatu ilmu antropologi yang memfokuskan penelitian pada masalah pendidikan di berbagai negara yang sedang mengalami perkembangan.

e) Medical anthropology. Ilmu ini timbul ketika para antropolog diminta bantuaanya oleh para dokter untuk meneliti sikap masyarakat terhadap kesehatan, terhadap obat-obatan tradisional, terhadap dukun dan lain-lain. Oleh karena itu muncullah spesialisasi ilmu antropologi kesehatan.

f) Population anthropology yaitu suatu spesialisasi ilmu antropologi yang meneliti tentang masalah kependudukan yang ada di dunia ini. Ilmu ini timbul dikarenakan penduduk bumi khawatir akan terjadinya ledakan penduduk dalam waktu yang tak lama lagi.

g) Political anthropology yaitu suatu spesialisasi ilmu antropologi yang meneliti latar belakang kebudayaan, sistem nilai dan norma dari manusia yang menjalankan politik.

4. HUBUNGAN ANTARA ANTROPOLOGI-SOSIAL DAN SOSIOLOGI

Kebanyakan masyarakat menganggap bahwa kedua ilmu ini memiliki pengertian yang sama. Memang tujuan dari kedua ilmu itu sama yaitu mencari pengertian tentang azas-azas hidup masyarakat dan kebudayaan pada umumnya. Akan tetapi, apabila kita tinjau lebih khusus maka akan tampak beberapa perbedaan antara lain :

  • Keduanya memiliki asal-mula dan sejarah perkembangan yang berbeda
  • Keduanya memiliki bahan peneltian yang berbeda
  • Keduanya juga mempunyai beberapa masalah dan metode penelitian yang berbeda.

Selain perbedaan yang terdapat diatas, Ilmu antropologi sosial memiliki pengalaman dalam menangani keanekaragaman masyarakat beserta kebudayaannya yang tersebar di seluruh muka bumi. Sedangkan ilmu sosiologi lebih berpengalaman dalam meneliti gejala masyarakat kekotaan yang kompleks dan kurang memperhatikan keanekaragaman masyarakat beserta kebudayaannya. Disamping adanya dua kompleks metode yang berbeda, sebenarnya banyak metode penelitian lain yang sekarang sudah dipakai oleh kedua ilmu tersebut secara bersama-sama. Hal ini dikarenakan tujuan kedua ilmu tersebut sama. Oleh sebab itu, antropologi sosial dan sosiologi adalah dua ilmu yang mempunyai dua kompleks metode yang saling dapat mengisi.

5. HUBUNGAN ANTROPOLOGI DAN ILMU-ILMU LAIN

Sebagai sebuah ilmu pengetahuan, antropologi kurang begitu maksimal apabila digunakan hanya pada satu bidang ilmu tersebut layaknya ilmu-ilmu lain. Akan tetapi, jauh lebih sempurna apabila mempunyai hubungan yang sangat banyak dengan ilmu-ilmu lain dan bersifat timbal balik. Ilmu-ilmu tersebut antara lain :

I. Ilmu geologi

II. Ilmu paleontologi

III. Ilmu anatomi

IV. Ilmu linguistik

V. Ilmu arkeologi

VI. Ilmu sejarah

VII. Ilmu geografi

VIII. Ilmu ekonomi

IX. Ilmu hukum adat

Keterangan :

I. Hubungan Antara Ilmu Geologi dan antropologi

Ilmu Geologi mempelajari ciri lapisan bumi beserta perubahannya. Ilmu tersebut sangat dibutuhkan oleh sub-ilmu peleoantropologi dan prehistori untuk menentukan umur relatif fosil-fosil zaman dahulu beserta artefaknya.

II. Hubungan Antara Ilmu paleontologi dan antropologi

Ilmu paleontologi yang meneliti fosil makhluk purbakala sangat berkaitan erat dengan sub-ilmu paleoantropologi dan prehistori untuk membuat rekontruksi tentang proses evolusi makhluk purbakala.

III. Hubungan antara Ilmu anatomi dan antropologi

Ilmu antropologi sangat membutuhkan ilmu anatomi yang mempelajarii ciri-ciri dari kerangka manusia sebagai objek penelitian yang sangat penting bagi seorang antropologi fisik untuk mendapat pengertian tentang asal mula manusia beserta penyebarannya.

IV. Hubungan antara Ilmu Linguistik dan Antropologi

Ilmu linguistik yaitu Suatu ilmu yang bertujuan untuk mengembangkan beberapa konsep dan metode agar dapat mengupas berbagai macam bahasa dari daerah manapun. Hubungan antara Ilmu linguistik dengan antropologi yaitu, apabila seorang peneliti mengetahui ilmu bahasa maka dia akan dapat menguasai suatu alat yang digunakan untuk menganalisa dan mempelajari bahasa daerah.

V. Hubungan antara Ilmu Arkeologi dan Antopologi

Hubungan antara kedua ilmu tersebut yaitu ilmu antropologi dapat menambah bahan dari zaman yang jauh lebih tua. Selain itu, antropologi juga dapat memberikan keterangan tentang kebudayaan suatu bangsa yang tidak dapat diperoleh dari ilmu arkeologi. Hal ini dikarenakan ilmu arkeologi hanya meneliti kebudayaan kuno dari lapisan sosial di istana raja-raja, sedangkan antropologi dapat memberikan pengetahuan tentang kebudayaan masyarakat pada umumnya, bahkan rakyat jelata yang tinggal di desa-desa sekalipun.

VI. Hubungan antara Ilmu sejarah dan antropologi

Hubungan kedua ilmu tersebut yaitu, antropologi membutuhkan sejarah, terutama sejarah suku-suku bangsa yang ditelitinya. Hal ini dikarenakan sejarah diperlukan untuk memecahkan persoalan yang terjadi dalam masyarakat yang sedang ditelitinya.

VII. Hubungan antara Ilmu Geografi dan Antropologi.

Suatu ilmu Geografi yang mempelajari tentang alam dunia ini beserta isinya sangat membutuhkan antropologi. Hal ini disebabkan karena, geografi juga sama-sama meneliti manusia. Aakan tetapi antropologi adalah satu-satunya ilmu yang mampu mempelajari tentang keanekaragaman manusia, sehingga Ilmu geografi tidak dapat mengabaikan ilmu antropologi.

VIII. Hubungan antara Ilmu ekonomi dan Antropologi.

Hubungan kedua ilmu tersebut yaitu seorang ahli ekonomi tidak mampu menerapkan konsep-konsep serta teorinya tentang proses dan hukum – hukum ekonomi didalam suatu masyarakat, apabila ahli ekonomi tersebut tidak memiliki pengetahuan tentang sistem kemasyarakatan, cara berpikir dan sikap hidup dari warga masyarakat. Oleh karena itu, ilmu ekonomi sangat membutuhkan antropologi untuk mempelajari suatu masyarakat.

IX. Hubungan antara Ilmu Hukum Adat Indonesia dan Antropologi.

Ilmu hukum adat sangat membutuhkan ilmu antropologi untuk menyelami latar belakang kehidupan hukum adat di berbagai daerah di Indonesia.

6. METODE ILMIAH DARI ANTROPOLOGI

Metode ilmiah sangat dibutuhkan dalam suatu ilmu pengetahuan. Hal ini disebabkan karena metode ilmiah merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai kesatuan pengetahuan. Suatu ilmu tidak dapat menjadi ilmu pengetahuan apabila tidak diuji dengan metode ilmiah, melainkan hanya sebatas kumpulan pengetahuan saja. Kesatuan pengetahuan tersebut dapat dicapai apabila melalui tiga tahap, antara lain :

  1. Pengumpulan fakta.

Pada tahap ini, terdapat beberapa metode pengumpulan fakta antara lain, mengobservasi, mencatat, mengolah, dan melukiskan fakta-fakta yang terjadi dalam suatu masyarakat. Akan tetapi, secara umum metode pengumpulan fakta tersebut dapat digolongkan menjadi tiga,yaitu penelitian di laboratorium, penelitian dilapangan dan penelitian dalam perpustakaan.

Ketika dalam penelitian di laboratorium, gejala yang menjadi objek observasi dapat dibuat oleh si peneliti. Sedangkan pada saat dalam penelitian lapangan, peneliti harus menunggu sampai terjadinya gejala pada objek observasinya. Selain itu, si peneliti harus menceburkan diri kedalam suatu masyarakat untuk mendapatkan keterangan tentang gejala kehidupan manusia dalam suatu masyarakat. Lain lagi dengan penelitian dalam perpustakaan. Ketika melakukan penelitian dalam perpustakaan, gejala yang akan menjadi objek penelitian harus dicari dalam beberapa kumpulan buku yang beraneka ragam.

b. Penentuan ciri-ciri umum

Tahap ini mempunyai tujuan yaitu, menentukan ciri-ciri umum dan sistem dalam bentuk kumpulan fakta yang dikumpulkan dalam suatu penelitian. Hal ini menimbulkan beberapa metode yang hendak mencari ciri-ciri yang sama dalam keanekaragaman fakta di suatu masyarakat. Di dalam ilmu alam, penentuan ciri-ciri umum dengan cara mencari perumusan-perumusan yang menyatakan berbagai macam hubungan diantara beberapa fakta. Hubungan itu biasanya bersifat sebab akibat, artinya suatu fakta menyebabkan timbulnya suatu fakta lain atau mungkin bersifat kovariabel, artinya apabila suatu fakta dapat berubah dengan cara tertentu, maka fakta-fakta lain yang bersangkutan itu akan berubah juga.

c. Verifikasi

Pada tahap ini terdapat beberapa metode yang digunakan untuk melakukan verifikasi( pengujian dalam kenyataan ) yang terdiri dari cara-cara yang digunakan untuk menguji kaidah-kaidah yang telah dirumuskan, atau memperkuat pengertian yang telah dicapai. Cara berpikir yang digunakan pada tahap ini bersifat deduktif, artinya perumusan didasarkan pada hal-hal umum ke arah hal khusus. Didalam ilmu antropologi yang mengandung pengetahuan yang lebih banyak berdasarkan pengertian, menyebabkan penggunaan metode kualitatif didalam penelitian. Dengan demikian ilmu antropologi mencoba memperkuat pengertiaannya dengan cara menerapkan pengertiannya kedalam kenyataan suatu masyarakat.

Selain, dengan metode kualitatif, penelitian juga bisa dilakukan dengan metode kuantitatif, yaitu suatu metode yang mencoba menguji kebenaran dari ”pengertian” dan beberapa kaidah dengan cara mengumpulkan sebanyak mungkin fakta tentang suatu kejadian dan gejala sosial budaya yang memperlihatkan azas persamaan.

OPINI

Pada bagian yang pertama ini, para pembaca akan ditunjukkan bahwa ternyata salah satu ilmu pengetahuan yang bernama antropologi tidak muncul begitu saja di muka bumi ini. Akan tetapi, ilmu antropologi berkembang di dunia ini melalui beberapa fase. Setelah saya memaca buku pengantar antropologi ini, saya mulai sadar bahwa antropologi merupakan suatu ilmu yang sangat fleksibel. Hal ini dikarenakan, ilmu tersebut memiliki hubungan dengan ilmu-ilmu lainnya. Misalnya saja, antropologi memiliki keterkaitan dengan ilmu kesehatan, maka timbullah ilmu spesialisasi antropologi yang disebut antropologi kesehatan atau medical anthropology.

BAB II

MAKHLUK MANUSIA

1. MAKHLUK MANUSIA DIANTARA MAKHLUK-MAKHLUK LAIN

Manusia hanya merupakan satu jenis makhluk yang pernah hidup di dunia ini, dipandang dari sudut biologi. Seorang ahli biologi yang bernama C. Darwin mengemukakan teori tentang proses evolusi biologi. Teori tersebut mengatakan bahwa makhluk pertama penghuni bumi ini yaitu makhluk bersel satu yang kemudian berevolusi menjadi makhluk-makhluk dengan organisasi yang semakin kompleks. Dalam proses evolusi tersebut banyak makhluk yang memiliki bentuk sederhana telah punah, akan tetapi ada juga yang masih bertahan. Para ahli biologi telah membuat sistem klasifikasi agar mendapat suatu pengertian tentang jumlah aneka warna makhlik yg pernah hidup di bumi ini, yaitu :

Pongidae Neandertal

Hominidae Pithecanthropus Australoid

Anthropoid Geboid

Homo sapiens

Mongoloid

Hominoid Ramapithecus Caucasoid

Primat

Negroid

Pongidae

Tarsii formes

Lorisi formes

Prosimi

Daubentonioid

Tupaioid

Lemuroid

2. EVOLUSI CIRI-CIRI BIOLOGI

Didalam proses evolusi terdapat perubahan bentuk dari suatu makhluk. Bentuk baru dari suatu makhluk merupakan proses pencabangan dari bentuk-bentuk makhluk yang lebih tua. Hal ini disebabkan karena adanya kombinasi dari beberapa gen. Misalnya, perkawinan antara seorang ayah berambut keriting dengan ibu berambut lurus. Hal ini akan menyebabkan anak mereka memiliki rambut lurus tetapi agak keriting. Itulah yang disebut evolusi ciri-ciri biologi. Dari contoh diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu ciri yang berasal dari nenek moyang tidak dapat dicampur, melainkan akan menurun ke generasi berikutnya. Akan tetapi, salah satu gen akan menghilang apabila kalah dominan dengan gen yang satunya.

Kombinasi dari beberapa gen juga dapat menimbulkan suatu proses percabangan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Menurut para ahli biologi percabangan itu terjadi karena beberapa proses evolusi antara lain :

  1. Mutasi

Yaitu proses perubahan sifat suatu gen yang berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama.

  1. Seleksi dan adaptasi

Yaitu suatu proses evolusi yang dilakukan oleh alam sekitar dimana makhluk hidup tersebut tinggal. Misalnya, Setiap individu dengan ciri-ciri yang lama akan mengalami penurunan angka kelahiran, dan akhirnya makhluk tersebut tidak dilahirkan kembali. Dengan kata lain makhluk tersebut telah punah.

  1. Menghilangnya gen secara kebetulan

Hal ini disebabkan oleh peristiwa yang tidak berasal dari suatu organisme atau dari alam sekitar, melainkan disebabkan oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi secara kebetulan.

3. EVOLUSI PRIMAT DAN MANUSIA

Makhluk hidup yang bernama manusia merupakan makhluk yang telah bercabang melalui proses evolusi yang berasal dari makhluk primat. Proses tersebut dipelajari oleh sub-ilmu antropologi yang disebut paleontropologi.Menurut penelitian, makhluk primat tersebut muncul dibumi sebagai cabang dari makhluk mamalia (zaman paleosen tua). Selang waktu yang agak lama, makhluk primat mengalamu proses percabangan antara keluarga kera-kera Pongid atau kera-kera besar dari keluarga Hominid yang menjadi cikal bakal Manusia. Proses percabangan ini terjadi paling sedikit lima kali, antara lain :

CABANG 1

Kera Gibon

(30.000 tahun yang lalu)


CABANG 2

Orang utan

( 20.000 tahun yang lalu)


CABANG 3

Giganthropus

( 10,000 tahun yang lalu)


CABANG 4

Pongid

( 12.000 tahun yang lalu)


CABANG 5

GIGANTHROPUS

4. ANEKA WARNA MANUSIA

Manusia yang hidup di bumi ini di golongkan menjadi beberapa ras. Ras yaitu suatu golongan manusia yang memperlihatkan keanekaragaman ciri tubuh tertentu dalam skala besar. Ilmu yang mempelajari tentangnya sering disebut antropologi fisik. Beberapa sarjana telah berhasil mencetuskan metode-metode untuk mengklasifikasikan aneka bentuk ras manusia. Mereka melakukannya dengan cara memperhatikan ciri-ciri morfologi berbagai bangsa didunia. Ciri morfologi sering disebut juga ciri fenotipe yang terdiri dari dua golongan :

a) Ciri kualitatif

Misalnya saja: warna kulit, bentuk rambut, bentuk hidung dll.

b) Ciri kuantitatif

Misalnya saja: ukuran badan, berat badan dll.

Beberapa tahun terakhir ini didalam ilmu antropologi fisik, suatu klasifikasi yang hanya didasarkan pada morfologi dianggap tidak begitu penting lagi. Hal ini disebabkan karena para ahli lebih tertarik pada sebab timbulnya ras daripada mempelajari persamaan antara ras-ras manusia. Dengan demikian para sarjana sekarang, mencoba membangun suatu klasifikasi yang filogenetik didalam mengklasifikasikan ras-ras manusia. Artinya suatu klasifikasi yang menggambarkan hubungan asal-usul antar ras yang satu dengan yang lainnya.

Mengenai ras manusia, ada banyak sistem klasifikasi yang berasal dari berbagai sarjana terkenal. Timbulnya berbagai berbagai klasifikasi tersebut dikarenakan tiap sarjana mempergunakan salah satu ciri tertentu sebagai dasar klasifikasinya, antara lain: warna kulit, ciri morfologi dengan geografi, dan warna dalam bentuk rambut.

5. ORGANISMA MANUSIA

Secara biologis, manusia merupakan makhluk yang paling lemah kemampuan fisiknya apabila dibandingkan dengan segala jenis binatang. Meskipun demikian, manusia memiliki otak yang perkembangannya amat pesat. Kemampuan otak yang disebut akal budi itu, telah menyebabkan berkembangnya sistem-sistem yang dapat membantu keterbatasan kemampuan manusia, antara lain (1) sistem perlambangan vokal atau bahasa,(2) sistem pengetahuan,(3) organisasi sosial,(4) sistem peralatan hidup, (5)sistem mata pencaharian,(6) sistem religi dan (7) kesenian.

Sistem perlambangan vokal atau bahasa dapat membentuk gagasan-gagasan yang mendukung keberlangsungan hidupnya. Gagasan-gagasan tersebut dapat berupa bahasa yang dapat dikomunikasikan kepada setiap manusia yang memiliki tujuan tertentu.

Selain itu, bahasa membuat manusia tidak hanya dapat belajar tentang keadaan alam sekitarnya dengan cara mengalaminya secara langsung, akan tetapi manusia dapat mengerti tentang keadaan alam sekitarnya tanpa harus mengalami sendiri peristiwa tersebut. Dengan demikian, bahasa manusia dapat menggambarkan dan menyimpan tiap pengetahuan baru kedalam lambang vokal.

OPINI

Didalam bab ini yang berjudul ” makhluk manusia”, kita diajak untuk melihat masa dimana manusia masih dalam tingkat primitif. Selain itu kita juga dapat memahami perkembangan bentuk manusia dari yang paling sederhana sampai ke bentuk yang sempurna, seperti halnya saat ini. Menurut saya, bab ini sangatlah menarik untuk dibaca, karena kita akan mengetahui asal-usul manusia yang sangat unik. Namun pada bagian ini masih terdapat beberapa kekurangan, salah satunya yaitu bahasa yang digunakan terlalu berbelit-belit. Hal ini tentu akan menghambat pemahaman seseorang terhadap ilmu yang terkandung didalamnya, terutama bagi orang yang awam akan ilmu tersebut. Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila bahasa yang dipakai buku yang berjudul pengantar ilmu antropologi ini disederhanakan lagi, agar masyarakat yang awam akan ilmu tersebut mampu menyerap ilmu yang terkandung didalamnya.

BAB III

KEPRIBADIAN

1. DEFINISI KEPRIBADIAN

Menurut para ahli biologi, pola tingkah laku binatang sangatlah berbeda dengan pola tingkah laku manusia . Namun, mereka juga menyatakan bahwa pola tingkah laku binatang lebih mudah dianalisis daripada pola tingkah laku manusia. Misalnya, pola kelakuan mencari makan, menyerang musuh, beristirahat dan sebagainya yang biasanya berlaku bagi seluruh binatang satu spesies yang manjadi objek penelitian. Sedangkan pola-pola kelakuan untuk seluruh manusia hampir tidak ada yang seragam. Hal ini disebabkan karena kelakuan manusia dipengaruhi dan ditentukan oleh akal dan jiwanya. Selain itu setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Yang dimaksud kepribadian yaitu susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku dari setiap individu manusia.

2. UNSUR-UNSUR KEPRIBADIAN

Unsur-unsur kepribadian didalam diri manusia sangatlah beraneka ragam, antara lain :

a) Pengetahuan

Yaitu kumpulan beberapa unsur yang mengisi akal dan jiwa seorang manusia dalam keadaan sadar, yang terkandung dalam otaknya. Pengetahuan diperoleh melalui penggambaran panca indera yang dikirim ke akal manusia dalam keadaan sadar. Seluruh proses akal manusia dalam keadaan sadar tadi, disebut persepsi. Didalam pengetahuan, terdapat juga unsur-unsur yang membentuk suatu pengetahuan, antara lain:

· Apersepsi : suatu penggambaran baru yang menimbulkan lebih banyak pengertian tentang keadaan lingkungannya.

· Pengamatan : suatu penggambaran yang lebih intensif dan terfokus terhadap objek penelitian.

· Fantasi : suatu penggambaran baru yang tidak realistik( tidak akan pernah ada dalam kenyataan).

b). Perasaan

Selain pengetahuan, manusia juga memiliki berbagai macam perasaan. Yang dimaksud dengan perasaan yaitu, suatu keaadaan didalam diri manusia yang karena pengaruh pengetahuaannya dinilai sebagai keadaan positif atau negatif. Misalnya saja, seorang manusia yang belum berhasil mendapatkan minuman green Spot dingin akan terus bernafsu untuk memperolehnya. Pada saat itu, perasaannya terhadap barang yang diinginkan akan terus bertambah. Keinginan seseorang tersebut bisa bersifat positif apabila dia ingin mendapatkan minuman tersebut agar dapat memberikan kenikmatan kepadanya.

c). Dorongan Naluri

Menurut para ahli psikologi, didalam diri manusia terdapat perasaan lain yang tidak dipengaruhi oleh pengetahuaanya, melainkan sudah terkandung dalam gen manusia sebagai naluri sejak lahir. Kemauan yang terdapat dalam diri manusia disebut dorongan naluri. Para ahli psikologi menggolongkan dorongan naluri menjadi tujuh macam, antara lain :

i. Dorongan untuk mempertahankan hidup

ii. Dorongan sex

iii. Dorongan untuk usaha mencari makan

iv. Dorongan untuk berinteraksi dengan sesama manusia

v. Dorongan untuk meniru tingkah lau seseorang

vi. Dorongan untuk berbakti

vii. Dorongan akan keindahan

3. ANEKA WARNA KEPRIBADIAN

Adanya keanekaragaman pengetahuan, perasaan serta keinginan pribadi dalam setiap manusia menyebabkan terjadinya keanekaragaman kepribadian dalam setiap manusia yang ada di bumi ini. Mempelajari setiap unsur kepribadian yang berupa pengetahuan, perasaan, kemauan dan emosi seorang individu merupakan tugas seorang psikolog. Sedangkan ilmu antropologi mempelajari seluruh pengetahuan, gagasan dan konsep secara umum yang dianut oleh sebagian besar warga dalam suatu masyarakat. Dengan demikian ilmu antropologi hanya mempelajari kepribadian yang ada pada seluruh warga didalam suatu masyarakat yang sering disebut kepribadian umum.

Kepribadian Barat dan Timur. Kepribadian Barat dan kepribadian Timur pertama kali muncul ketika para pengarang Eropa berkenalan dengan kebudayaan di Asia seperti kebudayaan parsi, thai, jepang dan indonesia. Mereka kemudian menyebut kepribadian penduduk Asia yang hidup dalam kebudayaan-kebudayaan tersebut dengan nama Kepribadian Timur. Sedangkan semua kebudayaan selain kebudayaan yang terdapat di Asia disebut dengan kepribadian Barat. Kemudian konsep kontras Timur-Barat diambil alih oleh pengarang Asia. Dalam rangka pemakaian konsep Timur-Barat terdapat berbagai macam pandangan diantara para cendekiawan indonesia yang bersifat kabur. Mereka beranggapan bahwa kepribadian Timur memiliki pandangan hidup yang bersifat surgawi, sedangkan kepribadian barat memiliki pandangan hidup yang bersifat duniawi.

OPINI

Pada bagian ketiga dalam buku karangan Koenjaraningrat yang berjudul pengantar ilmu antropologi, kita akan diajak untuk mempelajari apa yang dimaksud dengan istilah kepribadian. Menurut saya, mempelajari suatu kepribadian sangatlah penting bagi calon seorang antropolog, karena dia tidak akan mampu mengenal lebih dalam tentang kebudayaan suatu masyarakat apabila dia tidak mengenal kepribadian masyarakat tersebut. Manfaat lain setelah membaca buku ini yaitu, kita dapat mengetahui tentang apa saja unsur-unsur yang membentuk kepribadian suatu individu maupun kelompok. Selain itu, kita juga dapat memahami penyebab timbulnya dua kepribadian di dunia ini, yaitu kepribadian timur dan kepribadian barat.